Sakarin,
2H-1λ6,2-benzothiazol-1,1,3-trione dengan nama trivial Sulfimida benzoat dan
Orto sulfobenzamida, memiliki massa relatif 183,18 g/mol dengan rumus molekul C7H5NO3S,
massa jenis 0,828 g/cm3 dan kelarutan dalam air 1 g per 290 ml.
Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau
aromatik lemah, mudah larut dalam air, serta berasa manis.
Kristal Sakarin |
Sakarin,
dikenal juga dengan kode E954, ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ahli
kimia asal Rusia bernama Constantin
Fahlberg (1850-1910). Suatu hari pada tahun 1879 setelah bekerja seharian
di laboratoriumnya, ia lupa mencuci tangan. Hari itu dia “bermain-main” dengan
bahan campuran arang dan tembakau dalam rangka meneliti kegunaannya. Saat tiba
makan malam di rumah, dia menyadari bahwa kue rolls yang dia santap sebagai
makan malam berasa lebih manis dan lain dari biasanya. Ditanyakan kepada
istrinya apakah dia memberikan gula ke kuenya, yang dijawab tidak oleh sang
istri. Kue-kue rolls tersebut berasa normal seperti biasa bagi lidah istrinya.
Lalu Fahlberg menyadari bahwa rasa manis tersebut berasal dari tangannya. Keesokan
harinya, dia kembali ke laboratoriumnya dan mulai meneliti lebih lanjut sampai
menemukan sakarin.
Sakarin
adalah pemanis buatan tanpa kalori yang memiliki tingkat kemanisan 200-700 kali
lebih manis dari gula. Bahan ini telah digunakan sebagai pemanis tanpa kalori
pada makanan dan minuman selama lebih dari 100 tahun. Sakarin banyak digunakan
saat terjadi kelangkaan gula pada dua Perang Dunia, khususnya di Eropa. Saat
ini, sakarin digunakan dalam bebagai makanan dan minuman bebas kalori, mulai
dari makanan dipanggang, selai, permen karet, buah kalengan, permen, taburan
pencuci mulut, dan saus salad serta produk kosmetik, vitamin, dan farmasi. Dalam
perdagangan dikenal dengan nama Gucide,
Glucid, Garantose, Saccharimol, Saccharol, dan Sykosa.
Sakarin
tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat dikeluarkan
melalui urin tanpa perubahan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sakarin tidak
bereaksi dengan DNA, tidak bersifat karsinogenik, tidak menyebabkan karies
gigi, dan cocok bagi penderita diabetes.
Pemakaian
sakarin yang begitu luas menunjukkan bahwa bahan ini memang memiliki
keunggulan. Adapun keunggulan pemakaian pemanis buatan ini, antara lain:
Ø Bisa
dicampur dengan bahan-bahan pemanis lain
Ø Membantu
penderita diabetes
Ø Baik
untuk kesehatan gigi dan berat badan
Joint FAO/WHO Expert Committee on
Food Additives (JECFA) menyatakan sakarin merupakan
bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia dengan Acceptable Daily Intake (ADI) sebanyak
5,0 mg/kg berat badan. Sejak bulan Desember 2000, US Food and Drug Administration (FDA) telah menghilangkan kewajiban
pelabelan pada produk pangan yang mengandung sakarin, dan 100 negara telah
mengijinkan penggunaannya. Codex
Alimentarius Commission (CAC) mengatur maksimum penggunaan sakarin pada
berbagai produk pangan berkisar antara 80 sampai dengan 5.000 mg/kg produk. European Food Safety Authority (EFSA)
pun menyatakan bahwa sakarin aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
Pada
awalnya, pemakaian sakarin dikaitkan dengan risiko kanker kandung kemih.
Kesimpulan tersebut didapatkan berdasarkan sebuah penelitian pada tikus di
laboratorium yang dilakukan pada awal tahun 1970-an. Beberapa penelitian
selanjutnya menyebutkan bahwa dosis tinggi sakarin memperbesar peluang
tumbuhnya kanker tersebut. Namun, studi ini dilakukan pada tikus.
Studi-studi
selanjutnya memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kanker pada
tikus terkait secara khusus dengan fisiologi saluran kemih tikus jantan namun
tidak berlaku pada manusia. Selain itu, studi epidemiologis juga tidak
menemukan kaitan antara konsumsi sakarin dan kanker kandung kemih pada manusia.
Semua
faktor ini, ditambah dengan penelitian yang dilakukan selama lebih dari 25
tahun terakhir yang melibatkan manusia, tidak terdapat bukti yang meyakinkan
bahwa sakarin terkait dengan risiko terjadinya kanker kandung kemih. Dengan
demikian, sakarin dinilai relatif aman dan tidak terbukti berkaitan dengan
risiko munculnya kanker kandung kemih pada manusia.
Meskipun
demikian, sebaiknya kita tidak terlalu mengkonsumsi makanan dan minuman yang
menggunakan zat tambahan sintetis, perbanyak mengkonsumsi makanan dan minuman
yang terbuat dari bahan-bahan alami agar kesehatan kita lebih terjaga.
Artikel
ini ditulis ulang di blog Bimbel Mat's College.
*Dirangkum
dari beberapa sumber dengan pengeditan dan penambahan seperlunya*